PARE KAMPUNG INGGRIS DI INDONESIA - KEDIRI
Kecamatan Pare menjadi terkenal di seluruh dunia karena di sinilah antropolog kaliber dunia, Clifford Geertz - yang saat itu masih menjadi mahasiswa doktoral - melakukan penelitian lapangannya yan
g kemudian ditulisnya sebagai sebuah buku yang berjudul The Religion of Java. Dalam buku tersebut Geertz menyamarkan Pare dengan nama "Mojokuto". Di Pare, antropolog ini sering berdiskusi dan berkonsultasi dengan Bapak S.
g kemudian ditulisnya sebagai sebuah buku yang berjudul The Religion of Java. Dalam buku tersebut Geertz menyamarkan Pare dengan nama "Mojokuto". Di Pare, antropolog ini sering berdiskusi dan berkonsultasi dengan Bapak S.
Sunuprawiro (alm), waktu itu menjadi wartawan Jawa Pos. Pak Sunu merupakan salah satu narasumber yang membantu antropolog tersebut dalam menyelesaikan bukunya.
Pare termasuk kota lama. Ini terbukti dari keberadaan dua candi tidak jauh dari pusat kota, yakni Candi Surowono dan Candi Tegowangi, serta keberadaan patung "Budo" yang berada tepat di pusat kota.
Ketiga peninggalan ini membuktikan bahwa Pare telah lahir ratusan tahun lalu. Dahulu di Pare terdapat jalur kereta api dari Kediri ke Jombang, tetapi sekarang hanya tersisa relnya saja. Hanya sampai sekarang belum diketahui dengan pasti kapan kota Pare berdiri dan siapa pendirinya.
Pare terutama Desa Pelem dan Tulungrejo juga dikenal mempunyai potensi pengembangan kursus Bahasa Inggris. Saat ini lebih banyak bermunculan berbagai jenis bimbingan belajar terutama kursus-kursus Bahasa Inggris. Lebih dari 20 buah lembaga bimbingan belajar menawarkan kursus Bahasa Inggris dengan program program D2, D1 atau short course untuk mengisi waktu liburan. Dalam hal ini, kota Pare sebagai pusat belajar Bahasa Inggris yang murah, efisien dan efektif sudah terkenal hingga keluar Pulau Jawa. Sebagai efek ikutannya, di daerah Tulungrejo sekarang muncul berbagai jenis tempat penginapan dan kost yang menampung para pelajar dan maupun pekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar